Banana Cake

TING!

Timer berbunyi nyaring. Kubuka pintu oven. Bau harum menyerbu seketika. Semoga sukses.

“Bau apa ini?!”

Aku manyun.

“Giliran ada bau harum aja, langsung nyambung.”

Dia ngakak.

“Harumnya beda, sih. Belum pernah cium. Apaan?”

Banana cake.”

“Ooo…”

Aku memindahkan ke piring saji. Memotongnya beberapa. Memindahkan dua potong untuknya. Panas. Ditiup-tiupnya dengan tampang agak tak sabar.

“Ada yang bilang, bikin banana cake itu gampang. Yang susah nyari pisang yang matangnya pas.”

“Bener. Kurang matang atau terlalu matang bisa jadi bencana. Sama-sama nggak bisa nge-blend ke adonan roti, secara pisangnya nggak dilumatkan.”

Sepertinya sudah agak dingin. Dia menggigit lalu mengunyah. Agak lama. Tampangnya aneh.

“Gimana?”

Over all enak, sih…”

“Tapi…”

“Ini pake pisang apa?”

“Kepok.”

“Lah! Kenapa nggak pake pisang ambon?”

“Nggak nemu.”

Banana cake pake pisang ambon, kale.. Kalo pisang kepok mending direbus…”

Nyengir.

 

Tinggalkan komentar