Respect

“Beda respect dengan menjilat itu tipis. Tapi bisa dirasakan, walau relatif.”

Kalimat meluncur dari seorang teman.

“Ayolah. Nggak Barat, nggak Timur. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda itu lumrah. Itu bentuk respect. Tapi, kalau berlebihan, jatuhnya jadi terasa seperti sedang menjilat.”

Sepakat. Tapi tetap saja, ujung-ujungnya relatif.

“Kalo itu soal skill khusus. Harus diasah. Sama seperti berempati. Lama-lama kita akan tahu kadar respect yang seharusnya.”

Kami masih mendengarkan.

“Contohlah kita berhadapan dengan atasan yang juga lebih tua. Bertingkah laku dan bicara sopan, mendengarkan dengan perhatian, memberi senyum secukupnya, rasanya sudah pas. Tak perlu sampai membungkuk-bungkuk, tertawa palsu, senyum berlebihan yang dipaksakan, atau menyetujui setiap kalimat yang diucapkan. Itu contoh ekstrimnya sih…”

Satu-satu tersenyum.

“Terasa jengah kalau berlebihan, kan? Secukupnya saja. Kecuali…”

“Kecuali, apa?”

“Kecuali memang sama-sama suka menjilat dan dijilat 🙂 “

Tinggalkan komentar