“Aku mau resign…”
Kami menghentikan kegiatan makan siang.
“Kalian kan tahu kalo aku pengin banget punya bisnis sendiri. Apa, gitu.”
Ya. Kami tahu itu.
“Makanya aku pengin resign dari pekerjaanku sekarang.”
Kami masih memandangnya.
“Tapi masalahnya, aku nggak sendiri. Sudah ada isteri dan dua anak yang jadi tanggungan. Jadi kepikiran, deh. Iya kalo bisnisku lancar. Kalo nggak?”
Kami saling pandang.
“Isteriku sih oke aja aku bisnis. Tapi mertua plus orang tua menentang. Wajar sih, mereka kan khawatir. Tapi aku maunya nggak gini.”
Wajahnya berubah muram.
“Awalnya mau aku kerjakan dua-duanya. Tapi sepertinya nggak mungkin. Waktu dan tenaga nggak cukup. Jadi harus pilih salah satu.”
Dia menghela nafas.
“Aku musti gimana, coba?”
Sedih. Salah satu dari kami akhirnya buka suara.
“Istiqarah dulu, deh…”
Senyum mungilnya mengembang pelan.
kayaknya yg betul istikharah mbak.. CMIIW 🙂
Eh? Salah yah? Thanks untuk infonya yah, dek 🙂
Sekalian ralat… *pemalas*