Inilah aku. Tanpamu.

Aku tercekat. Tiba-tiba dia sudah ada didepanku. Entah siapa yang memberi tahu. Dia memiliki semua yang ada padamu, kecuali nyawa. Dia serta merta membuat rinduku padamu muncul ke permukaan. Tapi berujung kejut dan takut.

Dia datang dengan senyum, serupa punyamu. Yang berbeda, senyumnya berbisa. Dia datang untuk memohon, namun sekaligus menusukku dari belakang. Dia datang dengan sebaris bukti dan saksi tentang keterlibatanku, ikut menyimpan harta dan asetmu. Dia memohonku untuk membantu ‘rencana besar’nya, atau aku akan ‘dikenalkan’ pada aparat negara.

Aku tak punya pilihan.

Dia masih tersenyum. Sepucuk surat dan botol kecil berwarna coklat keruh ada didepannya.

Baru kali ini aku merasa sendiri. Merindumu. Andai kau ada disini, takkan begini jadinya.

Inilah aku. Tanpamu. Suamiku.

*

Aku tersenyum. Kini dia ada didepanku, terkejut dan gentar melihatku. Aku tak akan menyakiti, jika itu yang dia takutkan. Aku hanya ingin meminta tolong padanya. Cuma itu, tidak lebih.

Aku tahu permintaanku ini sulit baginya. Tapi aku tahu dia tak mungkin menolak. Dia tak punya pilihan. Kuserahkan kertas dengan deretan bukti dan saksi yang membuatnya bungkam.

Tak banyak bicara. Dia menyanggupi untuk menolongku.

Aku masih tersenyum. Dengan sepucuk surat dan botol kecil berwarna coklat keruh didepanku.

Entah kenapa tiba-tiba aku merasa kesepian. Merindukan kalian. Andai ada disini, takkan begini jadinya.

Inilah aku. Tanpamu berdua. Papa. Mama.

6 thoughts on “Inilah aku. Tanpamu.

Tinggalkan komentar