Genggaman Tangan

Bulan madu.

Apa yang terlintas di kepala ketika mendengarnya? Sepasang pengantin baru yang pergi ke tempat indah setelah mereka melangsungkan pernikahan. Jawaban umum. Buatku? Bulan madu adalah pergi ke rumah saudara dan kerabat untuk mengenalkan anggota baru keluarga besar kami. Isteriku.

Saat ini, kami sampai di Karanganyar, Jawa Tengah. Mengunjungi budhe, kakak sulung mama. Sambutan hangat di daerah sejuk. Sempurna. Hingga sifat usilku muncul.

“Aku punya surprise buat kamu.”

Matanya membelalak.

“Apa, Mas?”

“Tapi ada syaratnya.”

Dahinya berkerut.

“Apa syaratnya?”

“Tutup mata dan pakai earphone.”

Kali ini dia seperti berusaha membaca niatku.

“Enggak aneh-aneh, kok. Kita pergi ke tempat yang keren banget pemandangannya. Tapi harus tutup mata dan telinga. Oke?”

Dia skeptis, walau akhirnya mengangguk setuju.

*

Genggamannya di tanganku begitu kuat. Takut dilepas, pun ditinggal. Aku hanya bisa meringis. Kuku-kukunya yang terawat begitu menghujam kulit.

“Aaaah…ini dimana sih, Mas? Kok jalannya nggak rata. Mana licin juga.”

Suaranya setengah berteriak. Batu-batu besar ini memang licin. Tapi tak apa. Sebentar lagi sampai di tempat dia bisa berteriak senang.

Aku berhenti diatas baru besar berpermukaan datar. Kupastikan dia berdiri dengan stabil. Perlahan, kubuka earphone di telinganya.

“Eh? Suara apa itu? Kita nggak lagi di bendungan, kan?”

Aku tak menjawab. Penutup mata giliran berikutnya untuk dibuka. Dia mengerjap. Berusaha fokus memandang ke depan. Ke arah air terjun Tawangmangu.

Surprise!”

Dia diam. Wajahnya memucat. Genggaman tangannya di jemariku lebih kencang dari sebelumnya.Berbonus gemetar. Ada apa ini?

Pertanyaanku tak sempat terucap.

Dia lunglai tak sadarkan diri.

 

Potamophobia: takut pada air terjun, sungai, kanal, aliran air.